Sabtu, 31 Mei 2008

8 Faktor Berwiraswasta

Ada 8 faktor yang paling menentukan, apakah seseorang cocok untuk berwiraswasta atau tidak.
Pertama dan terpenting menyangkut ide bisnis yang dimiliki. Apakah ide bisnis tersebut punya market potensial yang cukup memadai atau terlalu kecil untuk bisa mendatangkan laba yang cukup untuk kehidupan kita.
Tetapi juga jangan hanya melihat dari sisi market potensial saja. Bagaimana tingkat persaingannya? Kalau pasarnya sudah terlalu berjubel atau sudah dikuasai oleh 2-3 nama besar maka ide bisnis tadi juga kurang menarik.
Dalam konteks ide bisnis tersebut ialah apakah kita memang punya kompetensi atau tidak untuk menjalankannya.
Kedua menyangkut keberanian. Apakah Anda termasuk berani merugi atau rugi beberapa ratus ribu saja sudah menyesal 7 turunan, serta tidak dapat makan dan tidur.
Seorang wiraswasta harus berani mengambil resiko sekalipun resiko itu tentu harus merupakan resiko yang diperhitungkan. Kalau tidak mempunyai keberanian maka Anda akan senantiasa hidup dalam stess karena dihantui kemungkinan rugi.
Dari 8 faktor yang akan dibahas yang pertama dan kedua inilah yang terpenting.
Ketiga kesediaan bekerja keras dan tidak sok gengsi. Kalau baru memulai seorang wiraswasta tidak bisa langsung mengangkat manager serta seketaris dan sebagainya. Itulah sebabnya disaat awal ia harus merangkap menjadi boss dan seksi repot sekaligus.
Kalau ia merasa keberatan atau gengsi maka lebih baik jangan menjadi wiraswasta.
Keempat diperlukan pengetahuan tentang dasar-dasar penjualan atau pemasaran. Karena apapun ide bisnis kita akhirnya produk atau jasa tersebut harus dijual. Entah melalui salesman atau kita sendiri mencari order atau membuat sales promotion atau iklan., semuanya butuh pengetahuan dasar.
Kelima Apakah modal cukup memadai atau tidak. Modal besar memang bukan jaminan sukses tetapi modal yang terlalu minim kemungkinan berhasilnya juga amat tipis. Kami tidak dapat menyebutkan jumlah rupiah yang dibutuhkan untuk sebagai persyaratan modal karena masing-masing bisnis membutuhkan persyaratan modal yang berbeda.
Kalau tidak memiliki modal cukup, dapat dilakukan joint venture walaupun resiko pecah juga besar. Karena kalau sudah berbicara soal uang bukan hanya antar teman dengan saudara pun bisa berkelahi.
Keenam. Menyangkut umur dan keadaan keluarga. Makin tinggi umur seseorang, makin besar keluarga yang menjadi tanggungan keadaannya makin tidak menguntungkan.
Sebab fisik dan keberanian seseorang juga banyak dipengaruhi oleh umur. Makin banyak tanggungan keluarga kita maka resikonya juga makin besar. Itulah sebabnya disarankan usia ideal antara 30-35 tahun.
Terlalu muda biasanya terlalu miskin pengalaman dan kemampuan sedang terlalu tua kondisi fisiknya dikawatirkan menjadi tidak memungkinkan.
Ketujuh. Posisi kita saat ini. Makin tinggi jabatan, gaji dan fasilitas seseorang, makin ketakutan untuk berwiraswasta.
Kedelapan. Sumber pendapatan lain.Apakah pasangan hidup Anda bekerja dengan penghasilan yang cukup atau tidak? Apakah anda punya sumber penghasilan dari deposito berjangka atau tidak? Kalau kita masih punya sumber pendapatan lain maka resikonya juga lebih kecil.

Cara Menghitung alat test diatas.
Untuk mendapatkan gambaran keseluruhan kita melihat 8 faktor di atas secara singkat.
1. Ide bisnis.
2. Keberanian.
3. Kesediaan bekerja keras dan tidak sok gengsi.
4. Penguasaan dasar penjualan /pemasaran.
5. Persyaratan modal.
6. Umur dan keadaan keluarga.
7. Posisi dan jabatan sekarang.
8. Sumber pendapatan lain.
Karena ide bisnis dan keberanian merupakan faktor yang penting maka nilainya masing-masing 20. Sedang lainnya nilainya masing-masing 10. Dengan demikian jawaban ideal menjadi total 100.
Untuk yang nilai tertingginya 20 kita bisa berikan nilai 4 kalau sangat jelek, 8 kalau jelek, kemudian 12 untuk sedang , 16 kalau baik dan 20 kalau sempurna. Sedang untuk yang bernilai maksimal 10, mulailah dari 2 untuk sangat jelek, 4 untuk jelek, 6 jika sedang – sedang saja, 8 kalau bagus serta 10 jika ideal. Tetapi untuk nomer 6 dan 7 pemberian nilainya bersifat terbalik., makin tinggi nilainya makin rendah.
Kalau hasil total penilaian anda 60-70, maka Anda boleh mencoba berwiraswasta. Sedang kalau 70-90 peluang berhasilnya cukup besar.
Semoga dengan alat test ini akan semakin memantapkan pilihan Anda, untuk memilih tetap menjadi wiraswastawan atau profesional manajer.

Memahami 9 Aspek Penting Sebelum Memulai Usaha

Memulai bisnis bagi kebanyakan orang bukanlah hal yang mudah. Hal yang klasik, banyak pertimbangan di sana sini sehingga tak jarang membuat orang urung memulai bisnis. Semestinya memulai bisnis tidak menjadi salah satu sumber ketakutan bagi setiap orang. Untuk menghilangkan ketakutan dalam memulai bisnis, seseorang bisa membuat persiapan bisnis yang matang sehingga dapat menjalaninya dengan optimistis.

Salah satu seminar Gerald Abraham salah seorang penasehat bisnis pada sebuah firma hukum, juga pemilik dan direktur sebuah konsultan keuangan di tahun 2006, berisi tentang menjadi sukses dengan memahami 9 aspek penting sebelum memulai usaha.

1. Memahami konsep produk atau jasa secara baik

Sebelum memulai suatu usaha maka hal yang terpenting adalah pemahaman kita akan konsep produk atau jasa yang akan menjadi bisnis inti. Kita perlu memahami bukan hanya secara teknis produksi tetapi juga pasar dan prospek mulai daripada lingkungan yang terkecil kepada lingkungan yang terbesar. Dalam topik ini dibahas secara menyeluruh aspek-aspek yang penting dalam melakukan analisa atas kelayakan dan prospek produk termasuk produk-produk yang sama sekali baru dengan melihat sisi human behavior, kebutuhan pasar dan lainnya.

2. Membuat visi dan misi bisnis

Setiap orang yang mau memulai bisnis harus mengetahui visi dan misi yang akan menjadi panduan seseorang untuk tetap fokus kepada tujuan bisnis dan organisasi yang awal. Seringkali suatu usaha pada saat mulai berkembang pada tahap berikutnya mengalami kegagalan karena organisasi tersebut tidak memfokuskan diri kepada peningkatan kemajuan bisnis awal tetapi terlalu banyak mencoba mengembangkan bidang usaha lain yang baru. Dalam topik ini setiap orang akan belajar bagaimana membuat visi dan misi dalam kaitannya dengan latar belakang pribadi dan pengetahuan usaha yang akan anda rintis.

3. Perlunya winning, positive dan learning attitude untuk menjadi sukses

Sikap mental merupakan kunci keberhasilan atas usaha anda selain daripada pemahaman usaha anda. there is no over night success sesuatu yang harus dicamkan daripada setiap calon “entrepreneur” karena dibutuhkan waktu, sikap tidak menyerah, proses belajar secara kesinambunga, dan melihat permasalahan secara positif yang tidak membuat anda menjadi patah semangat namun melihat setiap peluang dan belajar atas setiap kegagalan.Anda akan belajar untuk mengembangkan sikap-sikap diatas untuk menjadi “bisnis entrepreneur” yang sukses.

4. Membuat perencanaan dan strategi bisnis yang efektif akan menghindari usaha daripada risiko bisnis dan keuangan.

Secara statistik hampir seluruh kegagalan bisnis kecil dan menengah disebabkan karena tidak adanya atau kurang efektifnya perencanaan bisnis yang anda buat. Asumsi-asumsi seperti kapasitas produksi, tingkat utilisasi produksi, proyeksi kenaikan harga dan biaya dan aspek lainnya dalam perencanaan bisnis haruslah menggambarkan secara akurat realitas pasar atau praktek yang ada dalam suatu industri. Sistematika perhitungan dan proyeksi pendapatan dan biaya harus dibuat secara tepat sehingga membantu setiap calon pengusaha untuk menghitung secara akurat kebutuhan modal investasi dan modal kerja termasuk struktur biaya untuk persiapan awal, tahap percobaan, produksi secara komersial, inventori, distribusi, pemasaran, administrasi, sumber daya manusia dan juga komponen pendapatan usaha yang terdiri dari pendapatan inti dan tambahan. Pemahaman yang baik atas hal ini juga akan membantu calon entrepreneur untuk dapat mengindentifikasi potensi resiko bisnis, manajemen dan keuangan dan membuat langkah-langkah pengendalian untuk dapat menghindari setiap resiko tersebut.

5. Pengetahuan dasar manajemen, organisasi dan sistem akan menghindari usaha daripada risiko manajemen.

Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun membutuhkan manajemen yang baik untuk memastikan proses pemasaran, produksi, distribusi dan penjualan berlangsung dengan baik. Sistem manajemen yang buruk akan mengakibatkan adanya biaya yang tidak perlu seperti bahan baku yang terbuang, pekerja yang tidak produktif karena pengawasan yang tidak efektif dan deskripsi pekerjaan yang tidak jelas, koordinasi dan komunikasi antar pegawai yang tidak efektif sehingga banyak keputusan yang terlambat, perekrutan pegawai yang tidak efektif sehingga banyak pegawai yang keluar masuk dan membuang banyak waktu dan biaya, pelatihan yang tidak baik sehingga produktivitas pegawai yang rendah dan masih banyak lagi permasalahan organisasi. Dalam topik ini kami akan memberikan pengetahuan dasar dan aspek-aspek yang sangat penting yang harus dipelajari oleh calon bisnis entrepreneur untuk menghindari resiko manajemen yang dapat menyebabkan kegagalan usaha.

6. Optimalisasi sumber daya manusia maka 50% usaha Anda sudah berhasil.

Sumber Daya Manusia atau SDM merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha yang sangat penting. Banyak pakar yang menyadari bahwasanya untuk memulai usaha seringkali apabila kita merekrut pegawai yang tepat dan berpotensi sangat baik dapat menutup kelemahan manajemen, organisasi dan sistim dalam jangka pendek. Dengan SDM yang tepat maka kita sudah setengah jalan untuk menjadi sukses. Topik ini akan membantu kita untuk memahami kriteria pegawai yang baik dan sesuai dengan kebutuhan usaha, manajemen SDM secara umum termasuk sistim penilaian kinerja pegawai sehingga setiap pegawai akan merasa puas dan juga bagaimana memotivasi pegawai baik secara psikologi umum maupun dengan sistim insentif untuk mengoptimalkan kinerja pegawai.

7. Mengapa kreativitas, kepemimpinan dan proses pembuatan keputusan sangat penting?

Dalam memulai usaha umumnya setiap calon entrepreneur akan mengalami banyak permasalahan dan krisis. Banyak kegagalan terjadi karena kurangnya kreativitas, kepemimpinan dan pembuatan keputusan yang tepat untuk mencari solusi yang baik. Kreativitas seperti “thinking outbox” atau kemampuan melakukan analisa permasalahan di luar pemahaman yang sudah ada dan mencari alternatif solusi yang kreatif akan sangat membantu usaha anda untuk berhasil. Kreativitas juga akan sangat membantu anda untuk menyesuaikan produk-produk anda agar dapat diterima oleh pasar dan juga melihat berbagai peluang dalam membangun usaha anda. Kepemimpinan sangat penting dalamkrisis untuk membuat setiap pegawai dan semua orang yang terlibat dalam usaha anda percaya bahwasanya anda tidak panik, menjadi tempat last resort solusi atas semua permasalahan dan menjadi panutan. Proses Pembuatan Keputusan akan membantu anda dalam mencari alternatif solusi dan memilih yang terbaik untuk usaha dan organisasi anda. Dalam topik ini anda akan mendapatkan cara-cara mengembangkan kreativitas usaha anda, ciri-ciri kepemimpinan yang cocok dengan latar belakang pribadi anda dan bagaimana proses yang benar dalam membuat keputusan dalam setiap permasalahan.

8. Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan pembiayaan

Pemahaman atas aspek ini adalah sangat penting dalam perkembangan usaha anda. Seringkali produksi terganggu karena pengelolaan keuangan yang tidak baik seperti kekurangan dana untuk pembelian bahan baku, alat-alat produksi dan lainnya. Dalamtopik ini akan dibahas pengetahuan dasar atas cash flow atau arus kas yang seperti darah dalam tubuh manusia, biaya pendanaan, pembiayaan modal kerja dan investasi, struktur modal, aset perusahaan, penyertaan modal dan lainnya.

9. Pemasaran, pelayanan dan product brand

Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan penjualan produk atau jasa. Sebaik apapun produk atau jasa tanpa pemasaran yang baik maka akan sangat sukar untuk meningkat penjualan dan keuntungan usaha. Di lain pihak tanpa pelayanan yang baik kepada pelanggan maka akan sangat sukar suatu usaha untuk memperoleh pelanggan yang loyal yang merupakan kunci perkembangan usaha. Dengan pelanggan yang loyal maka pekerjaan pemasaran akan lebih mudah karena pelayanan yang baik akan menciptakan product brand yang baik kepada calon pelanggan baru. Dalam topik ini akan dibahas secera menyeluruh semua aspek penting dalam membuat strategi pemasaran, identifikasi pelayanan yang dibutuhkan pelanggan dan bagaimana menciptakan product brand dan efeknya kepada keberhasilan usaha.

Mengenal Entrepreneur

Menurut Taufik Bahaudin. seorang konsultan manajemen dalam ruang lingkup Manajemen sumberdaya manusia dan pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, seorang wirausahawan adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan, mencari, dan memanfaatkan peluang dalam menuju apa yang diinginkan sesuai dengan yang diidealkan. Perbedaan seorang wiraswastawan dengan seorang wirausahawan adalah, wirausahawan cenderung bermain dengan resiko dan tantangan. Artinya, wirausahawan lebih bermain dengan cara memanfaatkan peluang-peluang tersebut. Sedangkan wiraswastawan lebih cenderung kepada seseorang yang memanfaatkan modal yang dimilikinya untuk membuka suatu usaha tertentu. Seorang wirausahawan bisa jadi merupakan wiraswastawan, namun wiraswastawan belum tentu wirausaha. Wirausahawan mungkin adalah seorang manajer yang mengelola suatu perusahaan yang bukan miliknya. Namun wiraswastawan adalah seseorang yang memiliki sebuah usaha sendiri.

David Moors dalam bukunya The Enterprising, mengungkapkan bahwa ciri-ciri wirausaha adalah mengenai personality dan pelaku wirausaha itu sendiri, disamping lingkungan yang mendukungnya, juga tugas-tugas yang diemban oleh seorang wirausaha dan karir yang bisa dicapainya. Lebih lanjut katanya, ‘The act of enterpreneurship is an act patterned after modes of coping with early childhood experiences’. Personality atau kepribadian seorang wirausaha adalah sikap yang didapatkannya sejak masa kecil. Yaitu sikap merdeka, bebas dan percaya diri. Ketiga sikap ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan kedua orang tua dimana peran ibu yang begitu penuh dedikasi terhadap perkembangan anaknya sangat berpengaruh.

Dalam dunia moderen, kewirausahaan/enterpreneurship baru muncul di akhir tahun tujuh puluhan dan berkembang serta mulai diajarkan di kampus-kampus Amerika, Eropa, Jepang, Korea dan Australia. Perkembangannya sangat pesat sekali. Bahkan di Amerika perkembangan dinamis bakat kewirausahaan, Amerika Serikat mampu mewujudkan lebih dari 15 juta pekerjaan dalam tempo 7 tahun. Sementara di Indonesia, Sebagian besar dari kita belum memi­liki jiwa wiraswasta secara nyata. Jiwa ambtenaar masih me­warnai dan menghantui tingkah laku serta kebiasaan kita.

Mengapa demikian ? Banyak faktor yang menyebabkan­nya. Mulai dari lingkungan keluarga sampai pada kebiasaan kerja atau praktek-praktek yang terjadi di masyarakat memang kurang mendukung tumbuhnya jiwa wiraswasta di kalangan masyarakat kita.

Nilai-nilai yang diyakini masyarakat kita pada hakekatnya merupakan warisan sejarah kolonial. Struktur masyarakat me­mang kurang memberi peluang kepada pribumi bangsa kita untuk bisa menempa, mengembangkan atau memiliki jiwa wiraswasta yang baik. Struktur masyarakat pada masa kolonial sengaja diatur agar kita tidak bisa maju. Kesempatan untuk berkembang dibatasi. Pendidikan sangat dibatasi, hanya orang-orang tertentu saja yang memperoléh peluang untuk rnengenyam kemudahan pendidikan dengan baik.

Kegiatan dan lapangan kerja dibatasi pula. Paling tinggi kita bisa bekerja sebagai pegawai negeri di kantor-kantor pemerintahan, ini pun terbatas bagi orang-orang kaya dan keturunan bangsawan. Sebagian terbesar rakyat justru bekerja sebagai buruh dan petani kecil. Kegiatan di sektor ekonomi, perdagangan dan sektor bisnis lainnya diserahkan pada orang-orang Eropa dan golongan non pribumi. Sektor-sektor inilah yang sebenarnya mampu menempa kewiraswastaan kita. Tetapi justru kita kurang diberi kesempatan di bidang ini. Paling-paling satu dua saja.

Rabu, 28 Mei 2008

Pengertian Wiraswasta


Secara etimologis, istilah wiraswasta berasal dari dua kata, yakni ‘wira’ dan ‘swasta’. Wira memiliki arti berani, utama, atau perkasa. Sedangkan swasta ternyata juga berasal dari dua kata, yakni ‘swa’ dan ‘sta’. Swa artinya sendiri, dan sta, berarti berdiri. Jadi, swasta bisa dimaknai berdiri di atas kekuatan sendiri. ( Wasty Soemanto, 1984 : 43 ).
Dengan melihat arti etimologis di atas bisa diambil pengertian wiraswasta ialah keberanian, keutamaan, atau keperkasaan dalam berusaha dengan bersandar pada kekuatan sendiri.
Di sini yang perlu diperjelas adalah makna ‘kekuatan sendiri’. Makna dari ‘kekuatan sendiri’ bukanlah kegiatan usaha yang dilaksanakan secara sendirian, melainkan lebih mengacu kepada sikap mental yang tidak bergantung pada orang lain. Dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, ia lebih mengandalkan pada kekuatan sendiri daripada minta bantuan orang lain. Jadi, pengertian ‘menggunakan kekuatan sendiri’ bisa dikenakan pada usaha sendiri maupun bekerja sebagai karyawan.
Istilah wirausaha atau wiraswasta merupakan terjemahan dari kata entrepreneur. Entrepreneur sendiri berasal dari bahasa Perancis yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti between taker atau go-between. Contoh yang sering digunakan untuk menggambarkan pengertian ‘go-between’ atau ‘perantara’ ini adalah pada saat Marcopolo yang mencoba merintis jalur pelayaran dagang ke timur jauh. Untuk melakukan perjalanan dagang tersebut, Marcopolo tidak menjual barangnya sendiri. Dia hanya membawa barang seorang pengusaha melalui penandatanganan kontrak.
Dia setuju menandatangani kontrak untuk menjual barang dari pengusaha tersebut. Dalam kontrak ini dinyatakan bahwa si pengusaha memberi pinjaman dagang kepada Marcopolo. Dari penjualan barang tersebut, Marcopolo mendapat bagian 25%, termasuk asuransi. Sedangkan pengusaha memperoleh keuntungan lebih dari 75%. Segala macam resiko dari perdagangan tersebut ditanggung oleh pedagang, dalam hal ini Marcopolo. Jadi, pada masa itu wiraswasta digambarkan sebagai usaha, dalam hal contoh ini perdagangan, yang menggunakan modal orang lain, dan memperoleh bagian ( yang lebih kecil daripada pemilik modal ) dari usaha tersebut. Di sini, segala resiko usaha tersebut menjadi tanggungan wiraswastawan. Pemilik modal tidak menanggung resiko apa pun.
Apakah semuanya harus kita ambil dari barat karena mereka telah membuktikan keberhasilannya di bidang ini? Tentu saja tidak semua, karena sesungguhnya bangsa kita telah memiliki nilai-nilai yang dapat mendorong. Nilai-nilai tersebut sedang ‘tersembunyi’ di setiap suku bangsa di tanah air ini. Adalah menjadi tugas pemerintah untuk menginventarisir nilai-nilai tadi untuk kemudian ‘menyuntikkan’ nya ke dalam masyarakat luas.
Dari berbagai pendapat ahli di atas, maka arti dari wiraswastawan ialah seorang yang memiliki dorongan untuk menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan, disertai modal dan resiko, serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi atas usahanya tersebut.